Jumat, 25 Mei 2018

5 Menit yang Berharga

masih ingat dalam ingatan 14 Januari 2016 yang lalu, ketika mengambil pesanan kopi di Starbucks sarinah untuk rapat pagi itu.. suasana Starbucks ramai tidak seperti biasanya, seperti biasa sebelumnya sudah pesen terlebih dahulu. jadi begitu sampai tinggal bayar..
tidak ada perasaan yang aneh sama sekali, tapi perasaan tmnku gak karuan waktu itu.
begitu sampai langsung bayar dan balik lg ke kantor.. singkat cerita pas lagi bagiin kopi kepada peserta rapat, terdengar ledakan bom yang kenceng banget dan berkali - kali kirain gledek. tapi suasana diluar panas banget.. dan saya baru tahu kalau itu bukan gledek tapi BOM, pada saat itu masih belum engeh juga kirain bomnya dimana gitu. pas asisten direkturku tanya, siapa yang ambil Starbucks ini. aku jawab saya bu sama mbak fiki. beliau langsung pelukin dan bilang alhamdulillah cit km udh disini.

masih belum engeh juga, entah emang akunya yg lemot atau apa. pas ku tanya emang kenapa bu. Starbucks tmpt km ambil di BOM. seketika lemes se lemes lemesnya, keluar ruang rapat nangis semua orang langsung melukin ngasih minum biar aku sedikit lebih tenang.

hp gak berhenti bunyi, gak tau dr mana si babe yg pada saat itu sedang dirawat di RS dia tau ak baru dari sana. padahal ak gak kasih tau. (mungkin beliau cenayang, tau sekertarisnya abis dari sana).
sampe salat pun masih mewek. sorenya harus Ke kmps karena ada UAS dengan mata masih bengkak dan badan masih lemes gemeter tapi tetep harus ke kampus..
saya gak bisa bayangin kalo saya lebih lama ada di sana, bagaimana keadaanya. sebulan saya gak berani menginjakan kaki di kawasan sarinah karena masih trauma.
saya tau semua mungkin sudah jalanya, saya bersyukur masih dalam lindungan  ALLAH

Minggu, 20 Mei 2018

Teruntuk Kamu disana

untuk kamu yang tidak pernah marah sekalipun aku salah,
untuk kamu yang selalu ada.

untuk kamu terima kasih atas waktunya,
untuk kamu terima kasih atas pelukan hangatmu.

untuk kamu yang selalu membuat hari - hariku menjadi indah,
untuk kamu yang selalu menentramkan hatiku.

untuk kamu yang selalu menjadikan aku menjadi diriku sendiri,
untuk kamu yang selalu ingat minuman kesukaanku,
untuk kamu yang selalu ingat makanan kesukaanku.

untuk kamu yang pernah hadir.
untuk kamu yang pernah menghilang,
untuk kamu yang hadir kembali dan membuatku menangis.

untuk kamu yang selalu aku panjatkan dalam setiap doaku,
walaupun pada akhirnya kita menyerah dalam keadaan.
untuk kamu yang selalu menyayangiku.

untuk kamu yang telah mengajariku apa arti kesabaran,
untuk kamu yang mengajariku apa arti keiklasan.

doaku kamu selalu bahagia dengannya
seseorang yang telah kau pilih
untuk mendampingimu menghabiskan masa tua bersama.